Sunday 28 February 2016

DEFINISI PENYAKIT TBC (tuberculosis )



PENYAKIT TBC (TUBERCULOSIS)

1.      DEFINISI
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacteryum tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi. Tuberculosis paru adalah penyakit yang biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah (drouplet) orangbke orang yang mengkolonisasi bronkiolus atau alveolus. Sebagian kuman besar TBC menyerang paru, tetapi juga menyerang organ lainnya.
2.      ETIOLOGI

Mycobacteryum tuberculosis adalah sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 sampai 4 um dan tebal 0,3 sampai 0,6 um. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam sehingga disebut bakteri tahan asam. Sifat lain kuman ini adalh aerob ysitu kuman lebih menyukai daerah yang mengandung banyak oksigen. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal paru – paru lebih tinggi dari bagian lain sehingga bagian dari apikal ini merupakam tempat predileksi penyakit tuberculosis. Mereka yang paling beresiko terkena basil adalah yang tinggal berdekatan dengan orang yang terinfeksi aktif khususnya individu yang sistem imunnya tidk adekuat.

3.      PATOFISIOLOGI
Mycobakteryum tuberculosis yang biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah (drouplet), orang ke orang dan mengkolonisasi. Apabila bakteri tuberculosa berhasil menembus pertahanan sistem pernafasan dan berhasil menempati sistem pernafasan bawah, maka pejamu akan melakukan sistem respon imundan terjadi peradangan yang kuat. Karena respon ini yang diperantarai oleh selT, maka hanya 5% orang yang terpajan basil tersebut menderita tuberculosis aktif. Penderita TBC yang bersifat menular bagi orang lain adalah mereka yang mengidap infeksi tuberculosis aktif dan hanya pada masa infeksi aktif.

Basil mycobacteryum tuberculosis sangat sulit dimatikan apabila sudah mengkolonisasi disaluran pernafasan bawah, maka tujuan respon imun adalah lebih untuk mengepung dan mengisolasi basil bukan untuk mematikannya. Respon seluler melipbatkan selT dan magkrofa. Magkrofa mengelilingi basil diikuti selT dan jaringan fibrosa membungkus komplek magkrofag basil tersebut. Tuberkel akhirnya mengalami klasifikasi dan disebut komplek ghon yang dapat dilihat pada pemeriksaan sinar x torak. Sebelum ingesti bakteri selesai, bahan mengalami pelunakan. Mikroganisme hidup dapat memperoleh akses ke sistem trakheabronkus menyebar melalui udara ke orang lain. Bahkan sudah membungkus secara efektif, basil dapat bertahan hidup dalam tuberkel.

Add caption

Apabila partikel terisap oleh orang sehat, maka akan menempel ke dalam jalan nafas dan paru – paru. Kuman akan menetap pada  jaringan paru dan hidup berkembang biak didalam sitoplasama magkrofag. Disini kuman bisa terbawa masuk ke organ lainya. Kuman yang bersarang dijaringan paru – paru akan membentuk sarang tuberculosis pnemonia kecil dan disebut sarang primer. Basil tuberkel yang menapai permukaan alveoli biasanya diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil. Gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus. Basil ini membangkitkan peradangan. Kerusakan pada paru akibat infeksi adalah disebabkan oleh basil serta reaksi imun dan peradangan yang hebat. Edema interstitium dan pembentukan jaringan parut permanen di alveolus meningkatkan jarak untuk difusi oksigen dan karbondioksida sehingga pertukaran gas menurun.

4.      PATHWAY
Drouplet atau dahak yang mengandung basil TBC (mycobacteryum tuberculosis)


Faktor dari luar:                                                                 batuk, bersin                   
-          Faktor toksik ( alkohol, rokok )                                
-          Sosial ekonomi rendah
-          Terpapar penderita TBC
                                                                          Dihirup masuk keparu – paru


 



             Kurang informasi                                        Imunisasi tubuh menurun


 


            Kurang pengetahuan                            Membenntuk sarang tuberculosa



 
                                                Bronkus                                               pleura

                                    Peradangan pada bronkus                    menyebabkan filtrasi pleura

                                                  Batuk                              terjadi gesekan inspirasi ekspirasi

                                               Sekret kental                                       nyeri dada

                               Bersihan jalan nafas tidak efektif

5.      MANIFESTASI KLINIK

Gejala utama TB paru adalah:

a.       Demam
Biasanya subrefil menyerupai demam influenza, tapi kadang – kadang panas badan dapat mencapai 40 – 41 derajat celcius.

b.      Batuk
Batuk terjadi karena terjadi iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk – produk radang keluar, sifat batuk dimulai dari batuk kering  (non produktif ) kemudian setelah muncul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum ). Keadaan yang berlanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.

c.       Sesak nafas
Pada penyakit yang ringan ( baru tumbuh ) belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan ditentukan pada penyakit yang sudah lanjut,dimana ilfiltrasinya sudah setengah bagian paru – paru.

d.      Nyeri dada
Nyeri dada timbul bila ilfiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

e.       Maleise
Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia atau tidak nafsu makan yang menimbulkan menurunnya berat badan, ssakit kepala, meriang, nyeri otot, dan keringat malam. Pasien TB paru menampakkan gejala klinis yaitu:
-          Tahap asimtomatis
-          Gejala TB paru yang khas kemudian stagnansi dan regresi VCF
-          Eksaserbasi yang memburuk
-          Gejala berulang dan menjadi kronik
-          Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda tanda seperti ilfiltrasi (redup, bromkial, ronkhi basah, dll). Tanda tanda penarikan diafragma  paru dan mediastinum. Sekret disaluran nafas dan ronkhi. Suara nafas anforik karena adanya kavitas yang berhubungan langsung dengan bronkus.


6.      KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering muncul akibat TB paru adalah :
a.       Hemoptisis
b.      Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial
c.       Bronkietaksis
d.      Pneomotorak
e.       Penyebaran infeksi ke organ lainnya
f.       Insufisiensi cardio pulmonar

7.      PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada tuberculosis paru antara lain :
1.      Obat anti TB
OAT diberikan dengan koombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat bakterisasi dengan atau tanpa obat ketiga.
Tujuan pemberian OAT, antara lain :
-          Membuat konversi sputum BTA positif menjadi negatif secepat mungkin melalui proses kegiatan bakterisid.
-          Mencegah kekambuhan dalam tahun pertama setelah pengobatan dengan kegiatan sterilisasi.
-          Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan daya tahan imunologis.
2.      Pengobatan TB dilakukan melalui 2 fase :
a.       Fase awal intensif, dengan kegiatan bakterisid untuk memusnakan populasi kuman yang membelah dengan cepat.
b.      Fase lanjutan melalui kegiatn sterilisasi kuman pada pengobatan jangka pendek atau kegiatan bakteriostatik pada kegiatan konfensional. OAT yang biasanya digunakan antara lain adalah rifapicin (R), pirazinam (Z), etabutol yang bersifat bakteriostatik.

8.      ASUHAN KEPERAWATAN

A.     PENGKAJIAN

·         Riwayat perkembangan
Adanya sesak nafas, batuk, nyeri dada, keringant malam, nafsu makan menurun.
·         Aktivitas / istirahat
Kelelahan
Nafas pendek karena kerja
Kesulitan tidur pada malam hari, menggigil atau berkeringat
Kelelhan otot, nyeri dan sesak
·         Integritas kulit
Adanya faktor stres yang berat
Masalah keuangan dirumah
Perasaan tidak berdaya atau tidak ada harapan
Menyangkal
Antesas, ketakutan dan mudah terangsang
·         Makanan atau cairan
Kehilangan nafsu makan
Tidak dapat dicerna
Penurunan berat badan
Turgor kulit buruk, kering dan bersisik
Kehilangan otot dan hilangnya lemak sub kutan
·         Kenyamanan
Nyeri dada
Berhati – hati pada daerah yang sakit
Gelisah
·         Pernafasan
Nafas pendek dan batuk
Peningkatan frekuensi pernafasan
Pengembangan pernafasan tidak simetris
Perkusi pekak dan penurunan fremitus
Defisiesi trakheal
Bunyi nafas menurun atau tidak ada secara bilateral atau uniteral
·         Pemeriksaan diagnostik
Kultur sputum, darah, dift count dan foto thorak

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

·         Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret yang berlebihan
·         Kurangnya nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penumpukan sekret yang berlebihan dan anoreksia
·         Kurangnya memahami informasi berhubungan dengan kurangnya pengalaman


C.     PERENCANAAN

·         Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret yang berlebihan
·         Tujuan dan kriteria hasil
Meningkatkan jalan nafas yang efektif
·         Intervensi
Monitor tanda – tanda vital
Kaji fungsi pernafasan
Posisikan pasien senyaman mungkin
Ajarkan pasien untuk batuk efektif
Anjurkan pasien untuk minum air hangat

·         Kurangnya nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penumpukan sekret yang berlebihan dan anoreksia
·         Tujuan dan kriteria hasil
Terjadi peningkatan nafsu makan, berat badan yang stabil dan bebas malnutrisi
·         Intervensi
Pastikan pola diet biasa pasien
Tentukan berat badan pasien yang ideal
Kolaborasi dengan ahli izi untuk menentukan pola diet yang ideal
Kaji perencanaan untuk memperbaiki diet
Dorong makanan sedikit demi sedikit dengan makanan yang tinggi protein tinggi karbohidrat

·         Kurangnya memahami informasi berhubungan dengan kurangnya pengalaman
·         Tujuan dan kriteria hasil
Mengetahui tentang informasi tentang penyakit yang dideritanya
·         Intervensi
Bantu pasien menetapkan tujuan pembelajaran yang realistis
Gunakan berbagai strategi penyuluhan
Berikan kepada pasien untuk mengajukan pertanyaan
Hubungkan muatan yang baru dengan muatan dan pengalaman sebelumnya
Kaji kelemahan pasien untuk memahami masalah, kelemahan lingkungan yang baik bagi pasien






No comments:

Post a Comment